Rabu, 25 Januari 2017

Hujan Turun di Atap Rumah #1

Sepasang mata menatap birunya langit dalam heningnya sore. Sempat terbesit di benaknya apakah semuanya akan berakhir begitu saja. Ternyata tidak. Semuanya terus berjalan. Dalam setiap detik, setiap menit, setiap jam. Selalu saja terus berjalan tanpa henti. Dijejakkan kakinya untuk yang pertama kali setelah terdiam bermenit-menit di depan sebuah pintu rumah. Akhirnya....

"Aku pulang...."

Kata yang diucapannya dengan letih dijawab oleh sunyinya ruangan gelap. Dihidupkannya saklar lampu dan lalu menatap menyusuri seluruh ruangan. Sepi. Ia berjalan menuju kamarnya meletakkan semua barang bawaan dan kemudian merebahkan badannya ke atas kasur.

"Lama gak ketemu. Kenapa kamu pulang?"

"Apa urusanmu?"

Dijawabnya dengan tawa oleh seseorang didepan pintu kamar. Wajahnya tidak ada yang berubah sedikit pun. Rasanya ingin kutinju wajah tertawanya itu. Bahkan setelah tiga tahun pun tidak ada yang berubah baik dia ataupun rumah ini. Kutenggelamkan wajahku ke bantal. Mencoba untuk meluangkan waktu bagi pria didepan pintu itu pergi. Kupejamkan mataku. Rasanya tiga tahun ini berat sekali. Hingga akhirnya mataku sudah tidak kuat lagi untuk membuka dan akhirnya aku pun tertidur pulas.

"Hahaha, udah tidur. Setelah tiga tahun kamu pergi dan datang cuma untuk tidur?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar