Senin, 02 November 2015

Tanda Tanya

Apakah eksistensiku di duniamu dipertanyakan?
Sama sekali
Diriku seperti mengambang hitam
Tak ada ronanya
Lalu dimana aku?
Bahkan aku tak tau
Siapa aku?
Dirimu pun tak mau tau
Sebutir debu saja kau acuhkan
Apa lagi aku, yang semanusia ini
Mataku berlinang
Seperti kejatuhan temaram
Menahan dirimu yang tak kunjung tau
Aku terduduk, disela runtuhan diriku
Menengok ke arahmu
Yang sedang menyandiwara
Aku mungkin tanda tanya
Atau hanya koma, yang terjeda
Dilumat pilu, dirasa rindu
Biar aku disini menyendu...

Selasa, 27 Oktober 2015

Pergi Kau Brengsek

Engkau pergi disaat aku sendiri
Disaat aku sedang membenahi
Saat aku sedang bergumul denganku sendiri

Apa kamu tau?
Pergimu berarti tak kembali
Aku hanya singgahmu
Lalu kau bertemu dengan tempat tinggalmu
Yang lalu pergi lagi mengembara hati hati

Pergimu meninggalkan coretan
Kisah saat bahagiamu
Dan meninggalkanku di tengah terpurukku
Lalu sudah begitu?

Pikirmu macam apa
Hanya sepah terbuang
Ditengah yang juga tertinggal

Pergilah...
Menarilah dengan riang
Jangan toleh ke belakang
Siapa tau aku berlari menghampirimu
Tertawalah dengan senang
Biar aku yang disini tenang
Bahwa kamu memang pergi tidak untuk kembali

Biarkan kamu pergi...
Dan biarkan aku mengambil lagi pecahan itu
Biarkan aku disini...
Menata lagi hati ini
Biarkan kita hilang...
Mengasap menjadi abu lalu mati ditelan rindu

Pergilah....
Selagi aku bisa melihatmu pergi
Selagi aku bisa menahan rindu ini
Selagi aku bisa tanpamu

Pergilah....

Rabu, 21 Oktober 2015

Biar!

Biar cinta menggapai langit
Pergi dengan segenap keindahannya
Melaju menuju pusara
Ditempat ia bersemayam semula
Biar ia terbang
Menguap tanpa sisa
Kutinggalkan titik titiknya
Tak kugapai walau tangan tercapai
Biar ia kesana
Ketempat yang tak ada ujungnya
Biar ia pergi
Tanpa harus aku cari
Biar ia mati
Disudut waktu tanpa sisi

Selasa, 08 September 2015

Malam ini (2)

Aku cinta kamu
Tanpa titik atau koma.
Biar ia terus berjalan, biar ia tanpa jeda.
Dengan dari dalam jiwa
Tanpa ada paksa atau dusta
Biar aku mencintaimu
Walau terpaut oleh waktu maupun rindu
Biar ia berpisah atau bertemu
Dilarutkan dalam sendu
Bahagia atau pilu
Biar aku memilihmu

Jumat, 04 September 2015

Malam ini

Udah gaktau mau ngomong apa.
Aku cinta kamu
Tanpa titik atau koma.
Biar ia berjalan tanpa henti, biar ia terus tanpa jeda.

Rabu, 26 Agustus 2015

Kita?

Kita adalah ketidakpastian yang nyata
Yang terhembus oleh angin,
Dan terbawa arus sungai
Dalam kefanaannya kita berjalan
Tak memedulikan waktu maupun laju
Kita terus mengampu

Padahal kita tahu,
Kita tak bisa satu

Kita bukan cerita yang tuhan rangkai
Kita adalah kisah yang kita gapai
Tapi tak ada tangan kita mencapai
Meraih asa
Merengkuh rasa
Mendamba masa-masa

Ringkukku di atas baringanku
Senggukku di dalam gelapku
Marahku di bawah bayang bayangmu
Semuanya hanya sendu
Kita yang tak berpadu
Tak pula kita berpacu

Hanya kita yang mengaju
Atau tuhan yang tak merestu?

Minggu, 23 Agustus 2015

Iya?

Sama-sama mencari
dan saling mengejar
Tapi tak pernah dipertemukan

Sama sama menunggu
hanya saja ditempat dan waktu
Yang berbeda

Kita seperti jarum jam
Saling terpaut oleh waktu
Dengan masanya sendiri


Apa?

Dimatamu aku apa?
Apakah seorang wanita atau hanya seorang yang terlewat saja
Dihatimu aku apa?
Mungkinkah aku rasa atau hanya aku yang mendamba
Didepanmu aku apa?
Berlari aku mengejar atau berlalu aku berjalan

Minggu, 02 Agustus 2015

Malam

Tutup saja segala lembarannya, lalu diam ia
Ditinggalkan segala dunia
Dijelajahinya masa masanya
Ditidurkannya kenangannya hingga ia
terlelap
Terlekat aku melihat, butiran angan yang kau pecahkan
Berserakan di tanah lapang
Menyatu dengan gersangnya jalan
Sudahkah ia tertidur lagi?
Memimpikan waktunya yang telah terlewat
Mengindahkan segala kataan
Sudahlah mati saja
Jiwamu tak ayal hanya apa
Ragamu membusuk bersama jelaga rasa
Bersuka hanya siapa
Berduka ia bertanya
Duduk simpuhku didepanmu
Memangku segala sakitanku

Jumat, 17 Juli 2015

Waktu

Ketika binar cahaya matamu mengerjap
tambahkan ia sedikit fase masa
Dimana waktu menjadi dilema
Antara fiksi dan nyata
Dituntun ia kedalam lorong waktu
Saat masa-masa itu sedang berjaya
dengan rasa-rasa yang sistematika
Mengulas segala kenangan
Seperti sejarah majapahit membangun keindahannya
Yang sama seperti aku membangun rasa ini padamu

Diulang lagi ceritanya
Yang nyatanya hanya fiksi belaka
Membuat hati ini berbicara
Seperti sekejap ia mencinta
Aku yang hanya terjebak dalam kisah yang kau rakit
Kini perlahan mulai dilepaskan kaitannya
Dibiarkannya aku berlayar sendiri
Ke segara yang luas ini

Kamis, 09 Juli 2015

Ikan

Seperti ikan yang mencintai lautnya
Berenang kesana-kemari seperti tak terasa
Menciumi setiap sudut kehidupannya
Ia yang berkata tanpa ada titik koma.

Mencumbu alammu dia marah
Seperti satu-satunya ia berkilah
Engkau hidupku,
Tempatku menghirup segala oksigennya

Kau milikku,
Tapi tak sepantasnya aku mencintaimu
Aku hanya ikan yang berenang didalamnya
Yang memang sepantas begitu adanya


Minggu, 28 Juni 2015

Seperti ikan mencintai lautnya

Aku mengelilingimu di birunya samudra rindu
Menggapai oksigen di permukaannya
lalu terlepas lagi di luasnya kehampaan



Riana. Wanita hampir kepala tiga ini sudah sepuluh tahun mencintai prianya. Walaupun sang pria sudah punya anak dua pun tak akan hilang cinta Riana. Kenapa Riana tak berhenti mencintainya? Karena Riana seperti ikan, seperti ikan yang mencintai lautnya. Tempat ia hidup dan bernafas. Istri sang pria pun tau sebesar apa cinta Riana dan sesayang apa suaminya pada seorang Riana muda. Riana muda, Riana yang dulu. Riana sudah hampir masanya, masa dimana ia seharusnya bahagia bersama keluarga. Sebuah keluarga yang mampu saling membahagiakan. Tetapi ia masih terjebak di masa lalunya.

Riana muda. Riana yang sangat aktif. Dalam hal apapun. Bahkan saat masa masa kuliahnya, ia bisa lebih sibuk dari ayahnya yang seorang pegawai negeri. Sangat produktif, bahkan ayah ibunya tak tau bagaimana otak anaknya itu dibuat. Pertama kali ia bertemu Bian Abiyaka saat masa orientasi maba di kampusnya. Ia bahkan tak tau kalau dikampusnya ada seorang lelaki yang sangat lovable seperti itu. Mungkin saking acuhnya Riana terhadap hidupnya sendiri, dan malah mengurusi hidup oranglain. Bian Abiyaka memang satu kampus, tetapi ternyata beda angkatan. Bian orang baik. Bian orang yang perhatian, Bian orang yang ramah. Bian orang pertama yang menyentuh hati Riana, Bian.... Saat itu hidup Riana hanya tentang Bian, Bian, Bian, dan Bian.

Sekarang hidup Riana masih penuh dengan Bian. Hanya saja tidak dengan Bian. Ia sudah bahagia, bersama keluarga kecilnya. Riana sudah tidak muda, walaupun sibuknya masih sama dengan waktu dulu. Ia seorang dokter spesialis kejiwaan. Jadwalnya di RS bahkan lebih gila dari pada jadwal rapat rapat organisasi waktu dulu saat kuliah. Dan siang ini, ia kedapatan pasien tak diduga. Seorang pria, yang yaah walaupun sehat bugar dengan sekali lihat. Ia terlihat sangat mapan. Tetapi tidak dengan raut wajah seperti itu. Pucat, dengan kantung mata yang sangat hitam, pandangannya kosong, dan menggigit bibirnya hingga berdarah.


Ya segini dulu.... :D

Sabtu, 27 Juni 2015

just another time, when im feeling alone in the dark.

Melihat reflek diri ini membuat ingin tertawa
Seharusnya aku menghibur saja
Aku percaya kau pasti tertawa
Dengan semua sarkasme yang kau buat
Menuding semua pembenaran
Yang menyalahkan segala argumen

Disesalkannya perkataannya
Apakah iya?
Terpuruklah dia menjadi fana
Matilah ia di masanya yang kelam
Membusuk dengan segala cacian
Dan terbang ke nirwananya
Tenang diatas sana

Gerak Pembaruan

Digerogoti rindu
Hati ini membusuk menjadi butiran semu
Melebur menjadi debu
Pilu yang sendu
Merasuk di sela sela sendi merobek
Ligamen ligamen menjadi serabut serabut luka

Berbenah diri
Menyiapkan hati untuk masa masa
Dimana bekas pahatan itu tergantikan
Oleh jejak jejak manusia baru

Jumat, 05 Juni 2015

Puisi dari sang mati (2)

Puisi dari sang mati
yang kemudian berlalu pergi
Tidak tahu apakah ia datang atau kembali

Blok persegi yang mempunyai sisi sisi
Kelihatannya memiliki arti
Tapi seperti kamu
yang tidak sama sekali

Puisi dari sang mati
entah jiwa atau raga
Pesannya kepada dunianya
Aku pergi tak akan kembali


Kamis, 04 Juni 2015

Puisi dari sang mati

Sepertinya darahku tersedot keluar
Meninggalkan jejak-jejak kehilangan
Guratan luka di sisi kanan dada
menggorok cabikan sayatan hati
Menunggu lelahnya malam
aku berdendang lagu kematian

Juri-juri alam baka berdatangan bagai akan berperang
"Oh liat! Ada yang akan mati!"

Dibiarkannya tergelak bergumul dengan darahnya sendiri
Lalu diacuhkannya luka luka
Matikan saja aku

Matikan saja aku!
Biarkan aku terhempas kedalam legendamu

Kita memang pernah

Aku tau kita pernah
kita pernah ada
Walaupun tak lama

Aku tau kita pernah
kita pernah saling mengisi
Walau saling berdiam diri

Aku tau kita pernah
kita pernah saling membahagiakan
Walaupun bahagia itu jadi beban

Kamis, 28 Mei 2015

Terkenang

Terkenang,
Engkau berenang-renang indah di kepalaku
Menyusuri ombak yang kian berdebum
Memecah lautan yang sudah mengharu biru
Menyelam dalam kedalaman palung rindu

Setitik kau sentuh impuls otakku lalu menjalar keseluruh tubuhku
Terasa hampa dimakan serangga
Membusuk bersama kenangan kita

Terkenang,
Ia mendaki ke rasa kita dulu
Berbukit bergunung bahkan berpuncak
Walau ia terjatuh terjembap

Kau basuh lagi luka yang bahkan trombosit tak dapat menutupnya
Dijalinnya pita fibrinogen dengan indahnya
Walau luka sebenernya telah lama sirna
Ia tetap menganga

Terkenang,
Selamanya engkau terkenang
Bersama rasa kita
Bersama masa kita
Bersama kita binasa

Dalam balutan kain terindah
memori kita bersemayam
Entah masa kita yang tertunda
atau memang tidak ada jalan untuk kita
Memang sudah sampai sini saja cerita berkata

Rabu, 27 Mei 2015

PAWITIKRA REVOLUTION #6 "AMOVIEMENT"

Guys, buat yang selo daripada gabut dirumaah. Mendingan dateng aja ke event Pawitikra yang satu ini! PAWITIKRA REVOLUTION #6 "AMOVIEMENT"
Bintang tamunya siapa? ELLO~~!!! 
Kosongin aja jadwal kalian tanggal 15 Juni 2015 @TBY HTM bisa liat di poster yaaak.
Ajakin keluarga kalian, teman, sahabat, gebetan, pacar, mantan, selingkuhan:))) tanggalnya juga bagus kok buat jadian:))) Tiket boxnya juga gampang ditemuin di SMP Negeri 5 Yogyakarta:) More Info: @PwtkRevolution | 083840908225 (tata)

Jumat, 22 Mei 2015

whatevaaah~~

Aku hanya abu
yang lalu disapu
Bergerak meniti jalannya waktu
Lalu tersungkur menatap pilu
Terhempas lalu kembali menjadi debu

Aku hanya figuran 
yang lalu tak dapat peran
Bahkan tak mendapat kenaikan yang signifikan
Lalu lalang ditepian cawan
Sehingga aku termakan

Kamis, 21 Mei 2015

Engkau Liar

Mendekam ia di balik jeruji
Terbelit besi diseputar keringkihannya
Ia mendesis disela tawa seringainya
Rintihan hatinya berbisik mulus di daun telinga
"Aku hanya liar, tak sepantasnya aku mencintaimu."

Katamu aku liar, aku liar seperti belukar
Katamu aku kasar, berteriak terhingar bingar
Katamu aku sampah, yang bahkan tak diindahkan oleh sang kisah
Katamu aku....
"Aku hanya liar, tak sepantasnya aku memilikimu."

Sang dewa bahkan tak tau aku ada di dunia
Aku merana engkaupun bahagia
Entah nyata, kuenyahkan bayangmu di sisi tergelapku
Bernafas rasanya aku tak pantas
Dimatamu hanyalah ku
Aku liar

Segenggam kisah sebelum akhirnya ku menjadi mati
Dibalik rangka jeruji ini
Seperti aku mengekang diri sendiri
Kuhujamkan seluruh kataku
Menjadi asap, menjadi abu
Biarlah aku mencintaimu dalam diam
Biarlah aku mencintaimu dalam sakit
Dan biarkan aku tetap mencintaimu

Kamis, 07 Mei 2015

Halo, Aku Kenyataan

Berlari aku dikejar
Kesetanan aku berlari
Ujung jari seperti sudah kapalan karena banyak berlari
Sampai mana harus lari lagi?

Nafas sudah kemelus hitam seperti asap bis kota
nggak usah lari! Sampai kapan kamu lari?
Teriakkannya membuatku terlonjak
Lariku kencangkan
duduk dulu! kita bicara!
Keringat yang membanjiri baji sampai pelipis kuseka

Aku capai!
Kududukkan pantatku di tepian batu hitam
Tidak ada minum tidak ada makan
Dan semuanya seperti temaram

Sampai kapan kamu hindari aku? Sejauh kamu lari, semua tidak akan selesai
Sejauh aku bisa pergi dari kamu
Untuk apa kamu lari?
Dari jauh kamu kelihatan ngeri
Badan kamu tinggi,
Sedang aku kecil begini
Keberanian tidak tergantung ukuran, ta
Biarlah, selama aku bisa lari jauh dari kamu

Aku lalu berjalan pelan lagi
Mencoba pergi
Setelah kita bercakap, apakah aku sengeri itu?
Tidak juga.
Aku tau nama kamu lho
Siapa?
Tata. Mau kenalan dulu?
Untuk apa kita kenalan
Dari pengalamanku dulu kamu meninggalkanku dengan pahit.
Aku kenyataan. Dan kamu gak bisa lari dari aku sejauh apapun itu.

Tata! Bangun! Tidur terus.
"Iya, MAAAK!"
Teriakan emak bagai petir di siang hari
Menyilet kuping seperti belati
Kubangun dan berlari lagi,
Berlari menuju kamar mandi
Dan menghadapi semua kenyataan ini

Rabu, 06 Mei 2015

cinta pakai logika atau cinta pakai hati sama saja tergantung orangnya juga sih, semoga aja baik

Ketika cinta berbicara yang dia kata benar jadi salah,
Yang dia kata salah jadi benar
Buta memang hatimu itu

Ketika dunia jadi milik berdua,
Bagai yang lain itu hanya ngontrak saja
Kamu berani bayar berapa ke tuhan?

Ketika akal menjadi sampingan belaka,
Dan nafsu merajalela
Setan benar dirimu itu

Tapi banyak juga cinta yang baik hatinya,
Baik pula budinya
Tak elak juga mereka mereka yang masih lajang di luar sana

Yah, tuhan menciptakan banyak manusia
Yang juga berbeda jenisnya
Tinggal bagaimana saja kamu menyikapinya
Apakah dengan hati atau logika


mulutmu harimaumu

Mengeluh saja mulutmu itu
Memaki terus mulut laknatmu itu
Mencibir terus mulut tak kenal susah itu

"Kamu kenapa to, mbok gak usah ngomong mulutmu itu."

Mulut fungsinya buat ngomong
Ngomongnya yang positif aja
Aa be ce keluar dari mulut kamu

Tapi tak sedikit juga yang di omongkan si mulut itu hal baik
Malah balas orang yang mencibir
Mendengki
Memaki

Hah serba salah kamu itu
Tutup saja mulutmu!
Gak usah banyak cakap!

Hidup

Sudah saja engkau berbicara, terbungkam dengan katamu sendiri
Sudah saja engkau tertawa, jikalau hidupmu sendiri yang kau tertawai
Februari kelabumu mengalahkan jelaga
Maretmu pun tak kalah berdebu
April, Mei, Juni tak ada yang bersuka

Duduklah!
Berdongenglah bersama kami!
Sepertinya hidupmu penuh drama
Dapat dibandingkan dengan film-film yang disana
Bersedih, mengaum, mendengking, lalu menangis
Berkicau sesukamu

Lalu apa yang dapat kau pelajari dari hidupmu itu?
"Aku belajar untuk hidup pak, buk."
Hidup indah hanya sawangan
Akan indah kalau kau merasa indah
Akan berarti kalau kau merasa berarti
Akan terasa hidup jika kau benar benar hidup untuk hidup

"Untuk apa hidup hanya untuk belajar untuk belajar apa arti hidup, nduk?"
Sepertinya tawa bapak mencemoohku
"Bapak memang sudah lebih lama hidup. Makanya aku belajar untuk hidup."

Ya, hidupkan hidupmu nduk...
Jangan lupa sama yang diatas
Belajarlah, biar jangan hidup sekedar hidup

Jumat, 24 April 2015

Guys, I Love Yah

Halo, ini H-10 UN SMP. Ngeri tjoy.

Btw, aku sedikit bingung. Ada gak sih yang baca blog aku ga sih?:')

Ohya, buat kalian semua yang membaca post-ku iniii, dan sama-sama akan menghadapi UN SMP 2015, kita saling mendoakan yaaa:'* Sukseskan UN2015, mari kita jujur, berani, dan teliti.

I LOVE YAH....

ohya, yang selo baca wattpad aku dong, nonamuda___ (underscore 3 kali)

Selasa, 24 Maret 2015

Hanya (entah cerpen atau cerita yang pasti belum selesai)

Hanya saja kamu yang ada saat ini. Hanya saja keadaan yang salah saat ini.

"Hanya kamu, Na...."
"Meracau kamu, Ga!"

Hanya saja waktu yang memang nggak tepat. Hanya saja manusianya juga kebetulan nggak tepat.

"Aku cinta kamu, Na...." 
"Bicara apa kamu, Ga...."

**

Ega dan Nina, dua manusia yang hanya kebetulan bertemu di suatu sudut siang. Dan hanya saja mereka bertemu di saat yang juga nggak tepat. Ternyata hanya saja bisa membuat keadaan mereka berubah. Terlalu banyak hanya, hingga Ega dan Nina melepaskan masing-masing. Melepaskan?

"Kita sampe sini. Gak ada besok lagi.", ternyata melepaskan nggak semudah berbicara. Dan ternyata juga aku udah sampai di tempat yang rasanya memakan waktu berjam-jam. "Gak bisa, Na! Kita udah berapa lama? Kamu gak lupa kan sama apa yang kita omongin dulu?!", Ega meracau panjang lebar, sambil menginjak remnya dalam-dalam. "Ah elah, gila kamu, Ga!". Cinta? Sedikit. Enggak, banyak. Cinta aku ke Ega banyak, tapi Ega gak boleh tau. Kenapa?

"Gak bisa gimana? APANYA YANG GAK BISA?!



Yak sekian, iseng-iseng berhadiah. Wekkekek.

Rabu, 04 Februari 2015

Lima Kata Sebelum Koma

Seribu kata dalam satu paragraf
Berakhir sebelum titik balik
Terjeda dalam sepuluh koma
"Jangan lupa" kata terakhirmu

Kala dua hati berpadu dalam satu cerita
Tergambar dalam duapuluh paragraf
Berdendang dalam alunan cinta
"Jangan lupa, lima kata sebelum koma"

Terulang jeda sebelum koma
Berpaling dalam balutan layar drama
Kisah kasih seorang wanita dengan prianya
Yang berakhir tak bahagia

Seribu kata dalam satu paragraf
Diingat ia lima kata sebelum koma
Barisan paling akhir di ceritanya
"Aku mencintaimu, dalam dasar jiwa"

Jumat, 30 Januari 2015

Bulan

Dikala jingga sudah tiada,
Temani sang biru langit dengan cengkramannya
Ia tersenyum penuh sipu
Langit hanya tertawa
"Aku selalu ada buat kamu", rayuan pun membelai permukaannya

Dikala jingga sudah tiada,
Dipeluknya ia dipangkuannya
Berpegangan di bawah cahaya bintang
Dibelainya permukaan itu, selimutinya rembulan itu
"Aku selalu ada buat kamu", bisiknya di malam beribu bintang

Dikala jingga sudah tiada,
Sang langit memang tak ayalnya hanya kelabu
Roman picisan dibuatnya
Ditinggalkannya seluruhnya
"Aku pergi", teriaknya menggelegar di kesunyian waktu

Dikala jingga sudah tiada,
Rembulan pun menahan amarahnya
Tetapi ia hanya apa,
Pengganti sang jingga yang tiada
Tergelincir di nirwana bersama

Matahari

Jingga menggantung di kelambu
Terombang-ambing di tepian fana
Menjilat birunya langit
Ia tertawa di tengah amukan cahaya
Kemudian terbawalah ia, kedalam pusaran nirwana

Jingga menggantung di kelambu
Mengatai serapah ia marah
Biru langit tak ayalnya hanya kelabu
Ia menangis di tepian waktu
Tolonglah aku, bawalah aku ke alam sucimu

Jingga menggantung di kelambu
Berganti malam ia jadi sendu
Ketika disapa sang bintang,
Lemah tersungging senyum palsunya
Bergulir ia tenggelam, ke alam suci penciptanya

Jingga menggantung di kelambu
Selesai sudah cerita itu
Dikala jingga dikalahkan,
Ketika jingga dihancurkan,
Hingga jingga tenggelam di dalam temaram